Cinta
2020
By
: Sofa Priyandayani Nasution.
Disuatu pagi, di kota
Hi-Tech, Senin, 2 Februari 2020.
Setelah menjuarai lomba
merangkai robot antar SMA sekota Hi-Tech, hari-hari Swar Chan menajdi lebih
sibuk dibandingkan hari-hari sebelumnya. Hampir setiap hari dia diundang untuk
mengisi acara-acara di stasiun televisi swasta di kota itu juga terkadang
menghadiri undangan di radio seluruh kota Hi-Tech.
Swar Chan dinobatkan
menjadi juara pertama di lomba merangkai robot tersebut dan mengalahkan hampir
ribuan peserta dengan robot-robot yang tak kalah keren bila dibandingkan dengan
miliknya. Swar Chan yang berhasil merangkai sebuah robot yang dapat hidup tanpa
sebuah baterai ataupun energy lainnya. Dia hanya menghubungkan dengan
keberadaan si pemilik robot. Selama robot masih bisa mendeteksi kehadiran
pemiliknya atau bisa dikatakan majikannya dia bisa hidup dengan nafas
majikannya. Dengan artian selama majikannya masih hidup maka robot itu juga
akan hidup.
Namun, kesuksesan Swar
Chan tidak lepas dari bantuan temannya Anne Lee dan juga Kim Law dan juga atas
kerja sama mereka dengan Profesor Adji
Ding Rath. Mereka telah menyiapkan konsep robot yang mereka beri nama SAKA yang
merupakan singkatan dari nama awal mereka. Konsep yang dibangun berbulan-bulan
sebelum lomba merangkai robot itu tiba.
Hi-Tech sebuah kota
canggih yang 98 % segala kegiatannya diatur oleh robot. Hampir setiap penduduk
di kota canggih itu memiliki robot masing-masing satu setiap orang. Jadi tak
heran jika setiap tahun pemerintah Hi-Tech selalu mengadakan lomba merangkai
robot-robot canggih.
“ Dengan Anne lee
disini, ada yang bisa saya bantu?” Anne menjawab telepon yang sedari tadi
berdering.
“ Selamat pagi Anne,
kami dari kantor pemerintahan kota Hi-Tech ingin berbicara dengan Swar Chan.”
Jawab seseorang diseberang sana.
“ Selamat pagi juga
pak, Swar lagi pergi. Kalau ada perlu bapak bisa katakan kepada saya karena
Swar Chan telah mempercayai saya sebagai managernya.”
“ Okelah, saya ingin
mengundang Swar Chan untuk datang ke kantor bapak Wali kota Hi-Tech rabu besok.
Karena pak wali kota ingin berbicara atau lebih tepatnya untuk bersilaturahmi
dengan anak yang telah memenangkan lomba merangkai robot tahun 2020 ini.”
“ Baik pak, akan saya
atur pertemuannya”.
***
Professor
Adji tampak lelah di labolatoriumnya saat ditemui Swar Chan dan kedua temannya.
Anne Lee selaku satu-satunya cewek di ruangan itu berinisiatif untuk membuatkan
professor minuman dingin untuk melepaskan dahaganya.
“
Diminum prof!” Anne menyuguhkan soft drink kepada lelaki yang telah
berumur itu.
Profesor
tak menghiraukan, dia tetap melanjutkan kegiatannya yang sepertinya sedang
meramu sebuah ramuan yang Swar Chan dan kawan-kawannya tidak tahu. Mereka
bertiga telah mengerti kebiasaan professor yang tak mau diganggu saat dia
sedang ber-eksperiment di
labolatoriumnya yang canggih.
Kim
Law memerintah robot pribadinya untuk menyalakan televisi. Robotnya akan
mengerti dan melakukan keinginanya hanya dengan menangkap sinyal suara Kim Law.
Robot-robot canggih di kota Hi-Tech telah dirancang sesuai dengan keinginan
pembelinya. Para pembeli-pembeli robot bisa dengan mudah mendapatkan robot yang
mereka inginkan. Mereka tinggal mengunjingi toko Hi-Robot atau mem-booking nya melalui internet secara
online. Robot-robot yang didesign untuk
mengerjakan segala pekerjaan manusia mulai dari mencuci kain, mengepel rumah, bahkan sampai hal terkecil
seperti mengunting kuku majikannya atau membalas email-email yang masuk.
“
Lagi-lagi orang-orang ini menon-aktifkan robot-robot mereka dan menggantinya
dengan yang baru, setelah bosan memakainya. Seandainya robot-robot punya
perasaan mereka akan sedih, bukankah di tahun 2020 ini robot telah resmi
dikatakan sebagai bagian dari keluarga yang jika hendak membeli seperti ingin
mengadopsi anak? Tapi mengapa masih ada saja yang seenaknya membuang robot
seperti itu? Dasar!” Kim Law mengomel sendiri menyaksikan deadline news yang tengah ditontonnya.
“
Namanya manusia mana pernah merasa puas. Tapi keren juga idemu seandainya ada
robot yang punya perasaan. Lucu juga kalau ada robot yang menangis, jatuh cinta
atau selingkuh, hahaha…..” Anne Lee membalas dan membuatnya sedikit menjadi
bahan lelucon.
“
Tapi apa ada ramuan atau zat kimia yang bisa beraksi mengahsilkan perasaan?
Sedangkan manusia sendiri belum tentu semua memiliki perasaan?” Kim Law malah
menganggapinya dengan serius.
“
Ehem….” Profesor Adji mendehem. “ kalian pulanglah sudah sore. Professor ingin
istirahat.” Lanjut professor.
“
Oh ya prof, Rabu saya diundang ke kantor wali kota. Saya ingin professor ikut
mendampingi saya, saya ingin katakana pada seluruh penduduk kota bahwa profesorlah
yang berperan penting atas kemenangan saya.” Swar Chan angkat bicara sebelum
melangkah pulang.
“
Sudah, gak usah. Kalian pergilah, toh… kamulah yang menciptakan ide itu kan?
Professor hanya membantu merangkai dan meramu zat-zat kimianya.” Professor
menolak keinginan Swar Chan.
“
Tapi prof?” Swar Chan tampak sedih.
Mereka
bertiga pun bergegas pulang. Tampak kesedihan di wajah Swar Chan karena
keinginanya pergi bersama dengan professor tidak dikabulkan. Dia tertunduk
lesu.
“
Chan…!” panggil professor. Swar Chan menoleh berharap professor berubah
pikiran, saat dia menoleh professor hanya mengatakan “ hati-hati Chan”.
Rabu,
4 februari 2020.
“
Kalian tidak boleh masuk, hanya Swar Chan yang berhak masuk kedalam” kata
robot-robot pengawal milik kantor wali kota dengan nada bicara mereka yang khas.
“
Apa-apaan ini?” Swar Chan terheran.
“
Ini perintah, ini perintah” jawab robot pengawal kembali.
“
Ya sudah, kamu masuk saja ke dalam Chan, mungkin pak wali kota ingin berbicara
eksklusif dengan kamu.” Anne menenangkan suasana.
Gelap,
dingin, dan lembab. “ Tempat macam apa ini?” batin Swar Chan. “Silahkan duduk”
robor pengawal itu kembali berkata.
Swar
Chan duduk di sebuah kursi. Kursi yang mirip seperti kursi panas di kantor
pengadilan. Saat swar Chan mendaratkan bokongnya di kursi itu, ruangan berubah
menjadi terang benderang, tangannya secara otomatis di borgol dengan borgol
yang ada di lengan kursi kanan dan kiri. Tepatnya di atas kepalanya sebuah
lampu yang bersinar terang sekali membuatnya cukup merasa kesilauan.
“Lepaskan
saya… lepaskan saya….” Swar Chan berontak.
“
Akhirnya saya menemukan anak jenius seperti kamu. Hahahaa..” pak wali kota
tertawa dan bertepuk tangan sementara Swar Chan tidak tahu sama sekali atas apa
yang dialaminya saat itu.
“
Kamu tidak boleh berontak, kamu adalah senjata terampuh saat ini. Saya telah
menunggu hari ini selama bertahun-tahun.”
“
Apa maksud kamu???” Swar Chan berteriak.
“
Saya akan menguasai dunia dengan robot ciptaanmu itu. Jika robot-robot canggil
lainnya bersatu dengan milikmu saya akan memerintahkan mereka untuk memperbudak
manusia di seluruh dunia, hahahha…” pak wali kota kembali tertawa.
“
Hello? Ini 2020. Itu dongeng abad keberapa? Lagi pula jika kau menguasai dunia
ini. kami bisa saja pindah ke Mars. Toh sudah banyak manusia yang belajar hidup
disana. Hahha…” Swar Chan tertawa. Ternyata itu membuat pak wali kota marah dan
menembakkan laser ke arahnya. Swar Chan mengelak dan untungnya laser itu mengenai
borgol ditangannya pun terbuka.
Swar
Chan berlari dengan menyeret-nyeret kursi karena tangan kirinya masih menenpel
di borgol kursi itu. Dia mengeluarkan senjata seperti pisau dan mencoba membuka
borgol itu, borgolnya terbuka saat pisau membelahnya menajdi dua bagian. Swar
Chan berlari menemui kedua temannya. Swar Chan juga meraih alat dari kantongnya
yang mirip seperti mobile phone itu
seraya menekan tombol-tombol yang ada, muncullah wajah Anne Lee di hadapan Swar
Chan tanpa basa-basi Swar Chan langsung menanyakan keberadaan mereka.
“
Darurat, ini bahaya!” kata Swar Chan yang masih terengah-engah.
“
Ada apa? Kim Law menajwab.
“
Aku gak bisa jelasin sekarang”
“
Coba kalian lihat ini! robotnya banyak banget. Buat apa pak wali kota
mengoleksi robot sebanyak ini dengan berbagai tipe. Bahkan robot tempo dulu
juga ada lho. “ Anne Lee menemukan sebuah gudang s yang berisi dengan banyak
robot.
“
Jangan-jangan, kita harus cari cara. Ayo kita harus cepat pergi dari sini
sebelum mereka menemui kita.
Dengan
menaiki sebuah kendaraan yang seperti piring terbang mereka melaju dengan
kecepatan tinggi menuju labolatorium professor. Tetapi sesampai di sana mereka
tak menemui professor dan SAKA robot tercanggih di tahun itu juga lenyap tanpa
bekas.
“
Kurang ajar, kita kalah cepat. Bahkan mereka juga menculik professor.” Swar
Chan mengkepal tanggannya.
“
Ada apa sih sebenarnya?” Anne Lee semakin bingung.
Swar
Chan pun menjelaskan semuanya kepada Anne Lee dan Kim Law. Mereka semakin panik karena professor juga diculik.
Setelah mencari sampai kesudut ruangan mereka tak menemui apapun. Barang bukti
atau jejak kaki orang asing pun ada. Anne Lee memerintah robotnya untuk
mendeteksi bau badan asing di labolatorium itu. Kim Law mengecek CCTV untuk
melihat apa yang terjadi sebelumnya. Tapi sial, CCTV tak diaktifkan saat itu.
Sementara Swar Chan menemukan sebuah botol ramuan baru yang terecer dan isinya
tumpah. Swar Chan memerintah robotnya
untuk mendeteksi formula apa di dalam ramuan itu. Robot Swar Chan mendeteksinya
dengan baik. Hasil deteksi yang berhasil membuat ketiganya terheran-heran.
Hasil deteksi yang mengatakan bahwa ramuan itu adalah ramuan kasih sayang yang
jika diminum oleh robot maka robot tersebut bisa merasakan apa yang manusia
rasakan.
“
Tidak mungkin.! Berarti professor memikirkan perkataanku kemaren dan membuat
reaksi ini. tapi apa ini bekerja?” Kim Law sama sekali tak percaya.
“
Coba kau beri kepada robotmu!” perintah Anne Lee kepada Kim Law. Kim Law pun
mengiyakan dan meminumkan ramuan itu kepada robotnya. Ternyata ramuan itu
beraksi sangat cepat. Robot milik Kim Law langsung terjatuh ke lantai. Awalnya
mereka mengira bahwa robotnya rusak. Tetapi kemudian robor itu bersuara “ saya
capek, ingin istirahat”. Mereka bertiga kembali terheran-heran dan bengong
sendiri menyaksikan tingkah lucu robot milik Kim law.
“
Keren! Tapi mengapa professor menciptakan ramuan ini? biasanya professor hanya
akan menciptakan ramuan untuk hal yang sangat diperlukan.” Anne Lee angkat
bicara.
“
Pasti ada maksud dibalik ini semua, ayo berpikir… Apa? Apa? Apa?” Swar Chan
semakin bertanya-tanya.
“Hm,
bagaimana kalau ramuannya kita beri kepada semua robot, robot-robot akan iba
melihat manusia-manusia dan tidak akan menyiksa lagi. Ahh… argument bodoh” Kim Law memberi komentarnya.
“
Ide bagus tuh, tapi kok? Apa jangan- jangan?” Swar Chan berlari ke tempat dia
memparkirkan motornya. Dengan kecepatan penuh dia mngendarai piring terbangnya,
Anne Lee dan Kim Law menyusul dengan
menggunakan sepeda motor yang yang berjalan di atas rel, namun bukan rel kereta
api melainkan rel yang dirancang untuk lintasan sepeda motor yang dicontrol oleh komputer.
“
Benar dugaanku, lepaskan professor.!!!” Swar Chan marah setengah berteriak
kepada pak wali kota yang tengah menyendra professor. Swar Chan mencoba mendekati
professor namun dihalangi para robor-robot pengawal.
“
Apa yang kalian inginkan dari professor? Mengapa kalian menyendranya? Katakan?”
Anne Lee benar-benar marah saat tiba di kantor wali kota itu dia mencoba
berlari meskipun nafasnya masih terengah-engah.
Sayangnya,
robot-robot juga melakukan hal yang sama pada Anne Lee. Swar Chan dan Anne Lee
pun disandera layaknya professor mereka pun diikat berhadapan. Kim Lawlah
satu-satunya harapan mereka. Kim Law datang dengan piring terbang milik Swar
Chan dan menyemprotkan asap diseluruh
ruangan itu, memebuat ruangann itu sesak penuh dengan asap. Saat wali kota dan
para robot-robotnya sibuk dengan batuk mereka masing-masing, Kim Law
memanfaatkan situasi itu dengan menyelamatkan Swar Chan, Anne Lee dan professor.
Selama
perjalanan dalam misi menyelamatkan kota, professor bercerita panjang lebar
mengenai rencanaa jahat pak wali kota dan untungnya professor telah memikirkan
dan menyediakan matng-matang solusi untuk itu.
Ternyata
benar dugaan Kim Law, bahwa ramuan itu memang teruntuk para robot. Selama
reaksi itu bekerja maka robot itu tak akan melakukan hal-hal yang keji karena
ramuan itu sengaja diracik hanya untuk melakukan hal-hal positif. Hal itulah
yang membuat pak wali kota marah besar. Karena SAKA rajanya robot di kota itu
telah meminum ramuan itu dan SAKA tidak mau melaksanakan perintah pak wali
kota. Meskipun program yang ada di tubuh SAKA telah di setting ulang agar menerima sinyal suara pak wali kota. Jika SAKA
sang raja robot enggan melakukan itu, maka robot-robot yang lainnya yang telah
dipersiapkan pak wali kota jauh-jauh hari juga akan melakukan tindakan seperti
yang raja mereka lakukan. Tak heran jika
pak wali kota marah besar.
“
Bunuh Swar Chan, bila perlu kedua temannya juga” pak wali kota memerintahkan
para robot-robot pengawalnya.
“
Mengapa saya ingin dibunuh prof?” Swar Chan gemetar mendengar kata-kata pak
wali kota barusan.
“
Pada awalnya mereka hanya akan memnon-aktifkan SAKA agar robot-robot yang lain
bisa bekerja sesuai dengan keinginnaya. Namun SAKA sendiri, kita tahu bahwa dia
tidak akan mati jika si pemiliknya masih hidup, meskipun dia hanya mendengar
sinya suara pak wali kota tapi dia masih aktif untuk mendeteksi keberadaanmu.
Initnya mereka akan membunuhmu agar SAKA mati.” Jelas professor.
“
Apa yang harus kita lakukan,?” Anne Lee panik.
“
Jangan panik atau gegabah, Kim, kamu harus mengungsikan semua penduduk kota
ketempat yang aman, sementara Anne Lee coba mengalihkan perhatian para
robot-robot pengawal. Dan kamu Swar Chan bantu professor untuk menyemprotkan ramuan
ini kepada seluaruh robot-robot milik pak wali kota.”
“
Siap Bos!” mereka bertiga serentak.
Anne
Lee dan Kim Law bekerja dengan baik. Sementara Swar Chan bersama professor
kembali ke labolatorium untuk mengambil sisa ramuan yang ada. Namun belum
selesai mereka melakukan misi mereka. Para robot-robot telah membumi lantakkan
semua bangunan-bangunan pencakar langit dan pohon-pohon pun tumbang.
Diluar
dugaan pak wali kota ternyata memilih jalan lain, dia memutuskan untuk tidak
memakai SAKA dan memilih robot 2019 untuk menjadi raja para robot. Kekuatannya
tak jauh berbeda SAKA, maka tak heran jika dalam hitungan detik seluruh kota
telah rata dengan tanah. Tower-tower dan pemancar-pemancar tivi dicabut dan
dilemparkan kesana-kemari. Seluaruh penduduk kota panik namun mereka telah
diamankan oleh Kim Law dengan bantuan para robot-robot tentunya.
“
Apa yang harus kita lakukan prof, saya tak sanggup untuk mengalihakan perhatian
mereka. Mereka jumlahnya banyak dan sangat kuat.” Anne Lee mengeluh kepada
professor.
“
Kita harus secepat mungkin menyemprotkan ramuan ini kepada robot itu, atau
lebih baik jika mereka meminumnya.”
“
Tapi jumlah mereka banyak prof, bagaimana ini?”
Mereka
pun hampir kehabisan akal, jika mereka tak cepat menyelamatkan kota, kota
Hi-Tech akan hancur berkeping-keping dan akan menjadi milik kekuasaan sendiri
bagi pak wali kota terhormat. Dia akan melakukan hal-hal yang semena-mena
kepada penduduk kota. Merampas yang bukan miliknya. Tak ada lagi kota Hi-Tech
yang damai seperti sebelumnya yang penuh dengan technologi canggih itu. Semua
lenyap setelah dibangun bertahun-tahun. Tiba-tiba mucullah Pye Law robotnya Kim
Law, dia berlari dengan kencang ketengah-tengah para robot.
“
Hey! Bukankah kau diciptakan untuk menolong manusia? Bukan untuk
menghancurkannya menjadi seperti ini. tak mengertikah kau arti dari
kasih-sayang dan air mata. Kau dan teman-temanmu telah menghapus kebahagian
mereka.” Dengan takjub robot itu berkata-kata seperti para pujangga dengan
kata-kata bijak yang Kim Law sendiri tak tahu dari mana dia tau kata-kata
seperti itu.
Namun,
mustahil, robot-robot itu tak mengerti apa yang Pye Law katakan. Tak lama SAKA
muncul dengan gagah, dia kembali mengulang kata-kata yang Pye katakan.
Terjadilah sedikit perkelahian antara SAKA dengan robot-robot canggih lainnya.
Dengan
sigap, Swar Chan datang dengan mengendarai piring terbangnya dia meminumkan
ramuan itu kepada raja sang robot. Seperti biasa ramuan itu bekerja dengan
sangat cepat. Raja para robot itu langsung tekapar di tanah. Dia seperti
menggigil kedinginan dan tiba-tiba lempengan-lempengan tubuhnya lepas dari
tubuhnya. Dan kemudian seluruh robot-robot itu mengecil seperti kucing
peliharaan.
Professor,
Swar Chan, Anne Lee juga Kim Law terbelalak tak percaya atas apaa yang terjadi
barusan. Demikian juga SAKA tubuhnya ikut mengecil seperti robot-robot yang
lainnya. Namun dari sisi positif semua kekacauan yang terjadi di kota Hi-Tech
pun berakhir. Pak Wali kota dan para staff nya di pencarakan di penjara no 1.
Penjara abstrak dibawah tanah yang gelap, dingin, dan terkadang banyak binatang
buas seperti ular berbisa. Tetapi dari sisi negative Swar Chan kehilangan SAKA
nya. SAKA yang menjadi robot tercanggih saat itu musnah. Yang ada hanya tubuh
mungilnya yang akan menajadi hiasan kamar.
Ramuan
itu pun laris terjual di kota Hi-Tech, semua penduduk kota membeli dan
meminumkannya kepada robot-robotnya. Anehnya para robotnya saling jatuh cinta.
“
Aduh, Pye Law, masakkan masakan buat aku, aku laper!”
“
Tunggu sebentar saya masih capek.” Jawab Pye Law dengan nada khasnya.
“
Awas kamu ya..!” Kim Law lagi-lagi marah atas perlakuan robotnya.
“
Kim?” panggil professor. “Sepertinya robot kamu jatuh cinta kepada robot
professor?”
“ Apa? Dari mana
professor tau? Apa mereka punya jenis kelamin dan saling tau?”
“ Sepertinya… soalnya
tiap malem mereka telpon-telponan dan kirim-kiriman email.” Professor lagi-lagi
becanda.
“ Apa? Apa ini yang
namanya cinta 2020? Tuhan? Robot pacaran??? Teriak Kim Law.
The
End
***
0 komentar:
Posting Komentar